Kementerian BUMN luncurkan tiga dana pengelolaan untuk investasi di sektor bioteknologi, energi, dan pertanian

Kementerian BUMN luncurkan tiga dana pengelolaan untuk investasi di sektor bioteknologi, energi, dan pertanian

Kementerian BUMN luncurkan

Kementerian BUMN membuka peluncuran tiga dana kelolaan yang terdiri dari Bio Health Fund, Energy Fund dan Agri Fund, yang akan menjadi wahana investasi bagi startup tahap awal untuk tumbuh di industri terkait. Tidak ada pengungkapan total komitmen investasi awal dari dana kelolaan ini.

Ketiga dana kelolaan tersebut disediakan oleh PT Bio Farma, PT Pertamina dan PT Pupuk Indonesia yang masing-masing menyasar pembiayaan di sektor bioteknologi, energi dan pertanian di Indonesia. Sebelumnya, Bio Health Fund diluncurkan pada Mei 2022 senilai US$20 juta atau Rp292 miliar.

Sementara itu, peluncuran ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada pembukaan BUMN Startup Day pada Senin (26/9) oleh Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Dirut Bio Farma Honesti Basyir dan Dirut Pupuk Indonesia Bakir Pasaman serta CEO MDI Ventures Donald Wihardja.

Erick Thohir mengatakan ada dua jenis kendaraan investasi yang disiapkan BUMN. Pertama, dana yang dikelola oleh Red and White Fund, dengan komitmen investasi $300 juta untuk perusahaan rintisan Soonicorn/Centaur, atau valuasi hampir $1 miliar. Dana Merah Putih didukung oleh lima BUMN antara lain Telkom, Telkomsel, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Negara Indonesia. Kedua, dana kelolaan bersifat vertikal dengan pengenalan awal Bio Health Fund, Energy Fund dan Agri Fund.

(kiri-kanan) Rama Mamuaya, CEO DailySocial.id, dan Menteri BUMN Erick Thohir saat peluncuran BUMN Startup Day, Senin (26/9) / DailySocial

Menurut Erick, Dana Merah Putih hadir untuk mengisi gap pendanaan di fase pertumbuhan startup. Sedangkan tiga dana kelolaan baru merupakan upaya transformasi BUMN dengan mewujudkan ketahanan gizi, kesehatan, dan energi untuk menopang kekuatan ekonomi Indonesia.

Selain itu, perusahaan yang terlibat masing-masing menawarkan kekuatan dalam sinergi dan ekosistem, bukan hanya dalam investasi. Bio Farma memiliki go-to market yang kuat, sementara Pertamina Power & New Renewable Energy (EBT) fokus pada pengembangan energi hijau terbarukan. Sementara itu, Pupuk Indonesia dapat mendorong ekspansi bisnis grosir di Indonesia.

“Indonesia merupakan negara penghasil pangan, namun sinergi pertanian masih cukup rendah dibandingkan dengan sektor lain. Jadi kami mencoba membangun masyarakat digital dan kami baru saja mendapatkan pendanaan. Kami melihat bahwa pertumbuhan ekonomi harus didasarkan pada pertumbuhan ekonomi baru. Bersama-sama kita harus membangun ekosistem rajutan sektor swasta, UMKM dan BUMN. Ini baru langkah awal,” jelasnya.

Menurut laporan CB Insights, lima alasan teratas kegagalan startup termasuk salah persepsi tentang kebutuhan pasar (42%), sumber daya yang langka (29%), komposisi tim yang tidak memadai (23%), kalah dalam persaingan (19%) dan harga atau tanggungan yang bergantung pada biaya (18%). Buka akses ke inovasi

CEO MDI Ventures Donald Wihardja yang ditemui usai acara mengaku belum bisa membeberkan alokasi dana kelolaan. Saat ini, Bio Farma, Pertamina dan Pupuk Indonesia masih bertindak sebagai Mitra Terbatas (LP) utama. Namun, dimungkinkan untuk membuka akses ke LP lain di luar.

“Yang penting bagi kami bukan capital gain, tapi apakah bisa membawa sinergi, produk baru, ke induk perusahaan. Misalnya Bio Health Fund itu untuk produk farmasi, kita sudah bisa melihat produk mana yang dipasarkan.” “jelasnya.

Sumber :